Minuman Berenergi Memiliki Manfaat dan Efek Samping satu sisi diperlukan dan berguna bagi tubuh, sedangkan satu sisi berpengaruh buruk, bila dikonsumsi secara berlebihan. Untuk itulah perlu cara yang bijak dalam mengkonsumsi minuman berenergi, agar tidak mengganggu metabolisme tubuh. Memang bukan hanya
minuman berenergi, apapun itu jika berlebihan adalah tidak bagus. Silahakn baca penjelasan dibawah ini, agar lebih clear mengenai manfaat an efek samping dari minuman berenergi.
Bahan Tambahan Makanan (BTM) berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/MenKes/Per/IX/1988 adalah bahan yang tidak lazim dikonsumsi sebagai makanan
dan ditambahkan ke dalam makanan dengan sengaja untuk menghasilkan suatu makanan atau minuman yang lebih baik. Salah satu jenis minuman yang sering ditambahkan BTM adalah minuman berenergi. konsumen minuman ini antara lain adalah sopir angkot karena mereka selalu berhadapan dengan kelelahan. Nilai ambang batas penggunaan siklamat yang aman pada manusia adalah 200 mg/Kg berat badan/hari dan sakarin sebesar 0 - 5 mg/Kg berat badan/hari. batas maksimal penggunaan sakarin dalam minuman berenergi sebesar 300 mg/Kg berat bahan, siklamat sebesar 1 g/Kg berat bahan dan kafein sebesar 50 mg/Kemasan. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kandungan sakarin, siklamat, kafein, taurin dan zat gizi lain dalam minuman berenergi serta frekuensi konsumsi minuman berenergi sopir angkutan kota di Tembalang, Semarang. Jenis penelitian yang igunakan adalah penelitian deskriptif. Pengolahan data dilakukan dengan analisis secara deskriptif. Jumlah sampel sopir angkutan kota yang diteliti adalah 50 responden. Dari hasil uji laboratorium diperoleh bahwa dari lima sampel minuman berenergi yang diteliti mengandung taurin dan vitamin B6 dan 3 diantara 5 minuman tersebut, mengandung kafein. Sebanyak 46 % responden mempunyai frekuensi konsumsi minuman berenergi 1 kemasan per hari, 10 % responden 2 kemasan perhari, 14 % responden 1 kemasan per minggu, 10 % responden 2 kemasan per minggu, 14 % responden 1 kemasan per bulan, dan 6 % responden 2 kemasan per bulan. Batas maksimal konsumsi minuman berenergi adalah sebanyak 3 kali per hari.
Minuman Berenergi Memiliki Manfaat dan Efek Samping dari kafein dengan adenosine dan dopamine
Efek kafein terhadap tubah bervariasi pada setiap orang. Kafein bekerja dengan mensimulasi sistem saraf pusat. Apabila adenosine dihasilkan di otak, ia akan berikatan dengan reseptor adenosine. Pengikatan adenosine akan menyebabkan rasa mengantuk disebabkan oleh penurunan aktivitas sel saraf. Di otak, pengikatan adenosine pada reseptornya menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah. Pada sel saraf, kafein dan adenosine mempunyai struktur yang sama. Oleh itu, kafein berikatan pada reseptor adenosine dan meningkatkan aktivitas sel saraf. Kafein juga menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah dengan menghambat kerja adenosine untuk mendilatasi pembuluh darah. Efek ini adalah sebab utama mengapa setengah obat penghilang nyeri kepala mengandungi kafein (Kirchheimer, 2004).
Berikutan meningkatnya aktivitas sel saraf dengan tiba-tiba di otak, kelenjar pituitari terangsang untuk mengsekresi hormon yang memicu kelenjar adrenal menghasilkan adrenalin (epinephrine). Efek dari adrenalin antaranya dilatasi pupil, dilatasi bronkiol, peningkatan denyut jantung, vasokonstriksi pembuluh darah pada permukaan kulit dan vasodilatasi pembuluh darah ke otot. Adrenalin juga meningkatkan tekanan darah, mengurangkan sirkulasi darah ke lambung, meningkatkan pelepasan gula ke darah untuk meningkatkan energi dan menyebabkan kontraksi dari otot (Kirchheimer, 2004).
Kafein meningkatkan kadar dopamin dengan cara yang sama seperti amphetamine. Dopamin merupakan neurotransmitter yang mengaktivasi pusat kesenangan di bagian tertentu otak. Heroin dan kokain memanipulasi kadar dopamine dengan mengurangkan kadar absorpsi dopamine. Walaupun efek kafein jauh lebih rendah berbanding heroin, namun mekanisme kerjanya sama. Diduga bahwa hubungan dengan dopamine menyebabkan ketergantungan kafein (Kirchheimer, 2004)
Manfaat kafein pada tubuh
Menurut beberapa penelitian, konsumpsi minuman yang mengandungi kafein ternyata mempunyai manfaat pada tubuh. Antara manfaat komsumsi kafein adalah orang yang mengkonsumsi kafein secara regular mengurangi risiko menderita penyakit Parkinson sebanyak 80%. Konsumsi 2 cawan kopi sehari juga dapat mengurangkan resiko kanker kolon sebanyak 20%. Pada orang yang menkonsumsi 2 cawan kopi sehari resiko sirosis hati berkurang sebanyak 80%. Konsumpsi 2 cawan kopi sehari pula mengurangkan pembentukan batu empedu sebanyak 50% (Kirchheimer, 2004).
Kafein turut bermanfaat dalam asma, mengatasi nyeri kepala, merangsang mood dan mencegah lubang pada gigi. Pada penelitian awal dengan menggunakan tikus, terbukti bahawa kafein mempunyai efek pelindung dari penyakit Alzheimer (Kirchheimer, 2004)
Efek samping kafein
Konsumsi kafein ternyata mempunyai dampak yang besar terhadap kesehatan
penggunanya. Menurut artikel di oleh Riesenhuber (2006), diketemui bahawa kafein yang terdapat dalam minuman berenergi menyebabkan diuresis dan natriuresis. Tambahan pula, konsumsi kafein yang akut menurunkan sensitivitas insulin dan meningkatkan mean tekanan darah arteri. Dalam penelitian yang berlainan Scher (2004) dikatakan konsumsi kafein berhubung dengan nyeri kepala kronik, terutamanya pada wanita muda berusia kurang dari 40 tahun dan antara mereka yang mendapat nyeri kepala episode kronis yang onset kurang dari 2 tahun. Pada konsumsi kafein kronis pula diketemui gejala sistem saraf pusat, kardiovaskular, gastrointestinal dan disfungsi renal (Carrillo, 2000). Kesimpulannya, walaupun konsumsi minuman energi menbawa manfaat pada penggunanya seperti peningkatan konsentrasi dan memori, kandungan kafein dalam minuman berenergi menyebabkan banyak efek samping pada kesehatan.
Kafein mempunyai waktu paruh selama 6 jam dan ini dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang. Sebaiknya kafein tidak digunakan pada penderita penyakit jantung. Penderita penakit ginjal harus mengurangi konsumsi kafein karena sifat kafein sebagai diuretik dapat memperparah kondisi penderita. Wanita hamil tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi kafein walaupun pada penelitian yang dilakukan, hubungan antara kafein dengan kelainan kongenital belum terbukti. Penderita ulkus lambung dan penyakit lambung lain harus berhati-hati dalam mengkonsumpsi kafein karena sifat asam dari kafein (Kirchheimer, 2004).
Penggunaan Minuman Berenergi Ketika Olahraga
Minuman berenergi harus dibedakan dengan minuman isotonik yang digunakan sewaktu berolahraga. Minuman isotonik digunakan untuk mengembalikan hidrasi tubuh ketika berolahraga dan mengandungi karbohidrat dalam bentuk gula dan menggantikan elektrolit yang hilang melalui keringat. Minuman berenergi mengandungi kafein yang menyebabkan dehidrasi tubuh melalui sifatnya sebagai diuretik. Menurut penelitian Miller (2008) pengguna berumur 18 hingga 25 tahun menjadi sasaran pemasaran minuman berenergi. Mintel Energy Drink Report 2006 menyatakan bahwa 65% daripada pengkonsumsi minuman berenergi adalah masyarakat dalam golongan umur 13-35 tahun dan 65% daripada pengkonsumsi adalah pria. Menurut penelitian negeri yang dilakukan oleh Pennsylvania Medical Society’s Institute of Good Medicine (2008), 2% daripada responden berumur 21-30 tahun pernah menggunakan minuman berenergi sewaktu belajar untuk berjaga malam bagi menyelesaikan tugas atau belajar. Sejumlah 70% responden yang lain mengatakan bahwa mereka mengenal teman-teman yang menggunakan minuman berenergi untuk berjaga
malam sewaktu belajar atau bekerja
Belum ada tanggapan untuk "Minuman Berenergi Memiliki Manfaat dan Efek Samping"
Posting Komentar